sejarah dan fakta
kyokushin tiada akhir

KETIKA kita mendengar nama Kyokushin karate, akan terbayang sosok  seorang pemuda bertubuh kekar berotot, Masutatsu Oyama, pendiri Kyokushin karate, sedang menghadapi pertarungan dengan seekor banteng jantan, menahan serudukan sang banteng dengan kedua tangan, menahan sebentar dan menekannya kebawah, dengan cepat melancarkan sebuah pukulan geledek seiken gedan tsuki yang nyaris tidak terlihat oleh mata (karena kekuatan dan kecepatannya), tepat ditengah‑tengah kedua mata banteng
      Terdengar suara derak gemeretak tulang yang remuk, terkena kento (bagian terkuat dari kepalan tangan yang terbentuk dari pangkal ruas jari telunjuk dan jari tengah, dimana kekuatan tenaga dalam yang bersumber dari tanden memancar), serta menghabisinya dengan jurus shuto mawashi hizo uchi (pisau tangan yang terbentuk dari  tulang terusan jari kelingking yang sangat keras), bagai kilat yang menyambar memotong tanduk sang banteng, badan sang banteng bergetar hebat dan mencoba bertahan, lalu jatuh bersimpuh tiada daya diantara keempat kakinya, serta merebahkan kepalanya dengan diiringi oleh lenguhan panjang meregang nyawa!  
     Selain itu, Kyokushin karate juga terkenal dengan metode latihan‑latihan fisik yang keras, disiplin yang spartan, serta sistim pertarungan full contact knock down (pukul dan tendang langsung tanpa pelindung, nilai dihitung jika pukulan dan tendangan yg masuk memberi efek kesakitan, TKO atau KO ), maka tak pelak lagi, terbentuklah image Kyokushin karate sebagai perguruan seni bertarung yang keras, bahkan oleh sebagian orang yang tidak mengerti tentang Kyokushin karate, diberi label : brutal dan sadis!
     Apa benar Kyokushin karate itu brutal dan sadis? Sebagai orang yang dibesarkan di Kyokushin karate sejak tahun 1973, melalui tulisan ini, saya ingin memaparkan, apa itu Kyokushin karate, sehingga kita bisa mengerti dan memahami dengan benar tentang Kyokushin karate, apa saja visi & misinya yang luhur, serta nilai‑nilai berharga yang terkandung, yang amat sangat dibutuhkan & bermanfaat bagi kita semua, terlebih bagi generasi muda, ditengah‑tengah krisis & erosi, baik sosial maupun budaya,  sehingga bisa menjadi secercah suar, bagi pencarian jati diri generasi muda dan bangsa!
BAGIAN I
     Bundo & Budo : metode pendidikan yg menyempurnakan.
Ditengah‑tengah belantara seni  "bela diri" di tanah air, yang sedang bergairah menjadikan seni  "bela diri" sebagai insitusi olah raga, prestasi, seni hiburan dan seni pertunjukan, bahkan dijadikan sebagai alat untuk mengumpulkan uang, Kyokushin karate adalah satu‑satunya perguruan yang masih konsisten mempertahankan nilai‑nilai luhur dan berharga dari seni bertarung kuno, yaitu : Budo (jalan perang/pertarungan). 
     Budo sebenarnya adalah sebuah metode pendidikan, pada jaman dahulu ada dua metode pendidikan yaitu: Bundo & Budo, Bundo adalah sebuah metode pendidikan yang berbasickan iptek (kognisi), sedangkan Budo adalah sebuah metode pendidikan kejiwaan yang berlandaskan olah raga (afeksi & psycho motoric), atau yang lazim disebut sebagai character building! 
     Jika bangsa Tiong Hoa mengatakan Wen Wu shuang quan (kedua metode akan  menyempurnakan), maka bangsa Jepang mengatakan Bun Bu ichi (kedua metode tidak bisa dipisahkan)! Kedua metode ini memiliki kelebihan dan tentunya juga kelemahan,  jika Bundo itu terlalu lunak, sehingga tidak bisa tegak, maka Budo itu terlalu  keras, sehingga mudah  retak! Penyatuan kedua unsur keras dan lunak, akan melahirkan unsur yang lentur!  
     Jadi jelas sekali bahwa : perpaduan kedua metode pendidikan ini akan saling mengisi dan menyempurnakan, dan melahirkan generasi‑generasi yang cerdas, sehat dan perkasa, memiliki karakter moral yg mulia, pekerti yang luhur, mental yang kuat, semangat yang tinggi, serta menguasai seni berperang/bertarung yang mumpuni! Tak pelak lagi, itulah yang disebut sebagai watak pendekar/satria! Atau kalau mau disebut dengan lebih jelas lagi, itulah metode pendidikan calon‑calon pemimpin! Peminpin‑peminpin yang tidak haus kekuasaan dan kemaruk dengan uang!


SEJARAH SINGKAT KARATE DI INDONESIA

Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang, melainkan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke Tanah Air, setelah mereka menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963, beberapa mahasiswa Indonesia, antara lain : Baud Adikusumo, Muchtar, dan Karyanto mendirikan dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkna Karate (aliran Shotokan) di Indonesia, dan selanjutnya pada tanggal 10 Maret 1964, mereka membentuk wadah yang mereka namakan PORKI (Persatuan Olahraga Karate). Beberapa tahun kemudian berdatangan ex mahasiswa Indonesia dari Jepang, seperti Setyo Harsono(pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin, dan Chairul Taman yang turut mengembangkan Karate di Tanah Air. Di samping ex mahasiswa tersebut di atas, orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka ini antara lain : Matsusaki(Kyushin Ryu - tahun 1966), Ishi(Goju Ryu - tahun 1969), Hayashi(Shito Ryu - tahun 1971) dan Masutatsu Oyama(Kyokushinkai - tahun 1967)*.

Karate ternyata mempunyai banyak penggemar, yang imprementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (pengurus) Karate dengan berbagai aliran, seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan Karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidakcocokan di antaranya para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun, akhirnya dengan adanya kesepakatan bersatu dalam upaya mengembangkan Karate di Tanah Air, pada tahun 1972 dibentuklah satu wadah organisasi Karate yang diberi nama FORKI (Federasi Olahraga Karate-DO indonesia. Sejak terbentuknya FORKI sampai saat ini selain beranggotakan 27 anggota pengurus daerah(Pengda) juga beranggotakan 25 pengurus Karate. Tujuan FORKI adalah mengembangkan Karate-DO sebagai olahraga seni serta ilmu membela diri untuk memupuk kepribadian yang luhur dan terbuka bagi setiap warga negara Indonesia, membantu usaha memajukan bangsa Indonesia yang sehat, kuat, dan berjiwa besar dalam rangka ketahanan nasional dan pembangunan pada umumnya, serta membina persatuan sesama aliran olahraga Karate-DO seluruh Indonesia.

Persyaratan organisasi atau perguruan Karate-Do di Indonesia untuk menjadi anggota FORKI adalah minimal mempunyai 5(lima) daerah tingkat satu, dan tiap-tiap daerah tingkat satu mempunyai 3(tiga) cabang, serta tiap-tiap cabang mempunyai 3(tiga) ranting. Tidak menggunakan nama perguruan yang sama yang sebelumnya sudah ada atau tercantum sebagai anggota FORKI. Pada prinsipnya setiap perguruan atau aliran Karate-DO FORKI dibenarkan berafiliasi dengan perguruan yang berada di luar negeri, khususnya di bidang tekhnik perkaratean, namun untuk mengikuti pertandingan ke luar negeri, setiap perguruan atau aliran harus seizin pengurus besar FORKI.

*Lihat sejarah Kyokushinkai di Indonesia (History).



BannerFans.com
 








JANJI KARATE Saya berjanji bahwa :

1. Saya akan berlatih dengan sekuat tenaga saya, dengan kemauan keras, berdisiplin dan dengan spirit yang tak tergoyahkan.

2. Saya akan mengikuti arti yang semurni-murninya dari seni pembelaan diri karate ini, dan dalam keadaan apapun saya akan selalu siap dan waspada.

3. Saya akan bersikap rendah hati, halus budi, menghormati orang lain yang pantas saya hormati, menghindari kekerasan dan tidak akan menodai nama baik seni bela diri karate ini.

4. Saya akan bertindak bijaksana, mencari kekuatan lahir bathin untuk tujuan mulia.

5. Saya akan berusaha sepanjang hidup saya melalui disiplin dan jiwa karate, bertindak ksatria dan dengan penuh rasa perikemanusiaan.

6. Saya akan membela mereka yang lemah tapi benar, dan akan menahan tindakan mereka yang berlaku sewenang-wenang dengan penuh kebijaksanaan serta menjauhkan diri dari tindakan berat sebelah.

7. Saya hanya akan mempergunakan kekuatan saya dalam keadaan terpaksa untuk membela kehormatan diri pribadi atau orang lain yang pantas saya tolong dan tidak ada jalan lain untuk menghindarinya. Serta tidak akan memamerkan seni bela diri karate ini secara tidak pada tempatnya.

 
Today, there have been 4 visitors (7 hits) on this page!
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free